Translate

Selasa, 24 November 2020

Tempat Tidur Rumah Sakit Meningkat, Satgas: Penularan Covid-19 Masih Tinggi


Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, penularan Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Hal itu terlihat dari meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit di sejumlah provinsi. “Saya sampaikan saat ini terjadi peningkatan tren pasien yang masuk rawat jalan IGD dan juga rawat inap dibandingkan periode sebelum libur panjang. Peningkatan ini kemudian berdampak pada ketersediaan tempat tidur di berbagai rumah sakit di berbagai daerah,” kata Wiku dalam keterangannya lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/11/2020).

Ia mencontohkan Provinsi Banten yang rumah sakit rujukan Covid-nya mengalami peningkatan keterisian tempat tidur. Saat ini, sudah mencapai 97 persen untuk ruang CU-nya atau 115 tempat tidur yang terisi. Adapun untuk ruang isolasi biasa tingkat keterisiannya mencapai 80 persen atau 1.413 tempat tidur yang terisi. Sementara itu, rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta sudah terisi 69,57 persen untuk ruang ICU-nya. Untuk tempat tidur di ruang isolasi biasa tingkat keterisiannya mencapai 71,61 persen. Selanjutnya, di Jawa Barat, tempat tidur untuk ruang ICU-nya sudah terisi 73,45 persen. Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di ruang isolasinya sebesar 79,62 persen. Baca juga: Covid-19 di India Makin Parah, Daftar Tunggu Pasien Capai 250 Orang di Rumah Sakit Kemudian, di Jawa Tengah, tingkat keterisian tempat tidur untuk ruang ICU mencapai 80 persen, sedangkan tingkat keterisian tempat tidur untuk ruang isolasi biasa mencapai 77,4 persen. Jawa Timur juga mencatatkan peningkatan tingkat keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur untuk ruang ICU di Jawa Timur mencapai 54,86 persen, sedangkan untuk ruang isolasi tingkat keterisian tempat tidurnya mencapai 57,43 persen. “Dari sejumlah provinsi tersebut pemakaian tempat tidur ICU dan isolasi yang sudah di atas 70 persen berada di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah,” ucap Wiku. “Berkaca dari situasi ini maka hal ini menunjukkan masih tingginya penularan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu saya meminta kepada masyarakat untuk terus secara disiplin menjalankan protokol kesehatan,” kata dia. 


Senin, 22 Juni 2020

Maskapai Boleh Angkut Penumpang hingga 70 Persen

20160412-pesawat terbang

Kementerian Perhubungan resmi menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 41 tentang Perubahan atas Permenhub Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada 8 Juni 2020.

Dalam beleid tersebut, tercantum revisi kapasitas transportasi yang awalnya dibatasi hanya 50 persen menjadi 70 persen. Khusus untuk transportasi udara, aturan tersebut disematkan dalam SE Menhub Nomor 13/2020 dan berlaku untuk pesawat jet narrow dan wide body niaga berjadwal.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (Inaca) Denon Prawiraatmadja mengapresiasi langkah yang diambil Kemenhub.

"Intinya, kita harus apresiasi langkah Kemenhub, dalam kaitan ini Kemenhub sangat responsif terhadap masyarakat dan industri," ujar Denon dalam diskusi online, Selasa (9/6/2020).

Setali tiga uang dengan Denon, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra juga menyatakan bahwa kinerja Kementerian Perhubungan dalam mengakomodasi pendapat dari industri patut diberi apresiasi.

"Ini luar biasa. Apresiasi banget lah, pak Dirjen (Novie Riyanto), teman-teman di Kementerian Perhubungan. Garuda ini bukan bisnis bebas, Garuda tetap harus terbang apapun kondisinya," ujarnya.

 Tetap Utamakan Protokol Kesehatan

Calon penumpang pesawat tengah memproses keberangkatan domestik di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Dok AP II

Denon melanjutkan, relaksasi kapasitas angkutan ini tidak berarti kegiatan yang ada di bandara, pesawat dan titik vital perhubungan udara lainnya bekerja dengan normal. Protokol kesehatan tetap dijalankan dan masa ini merupakan masa transisi menuju kenormalan.

"Sekarang ini melalui Surat Edaran Nomor 13/2020 semua diatur dengan baik, mulai dari tiket, antri, kapasitas dan lainnya," kata Denon.

Lebih lanjut, Denon juga telah menyampaikan kepada maskapai untuk memahami betul Permenhub Nomor 41/2020 terutama Surat Edaran Nomor 13/2020 agar pengelolaan industri penerbangan dapat dilakukan dengan tepat sesuai protokol kesehatan.

"Kami sampaikan ke seluruh anggota Inaca juga, mulai dari aturan dan pemahaman dari SE 13/2020 ini, ini tetap measa transisi sampai ke full normal, sehingga jangan sampai pengelolaan pesawatnya tidak diperhatikan," kata Denon.

Klarifikasi Garuda Indonesia Soal Pesawat Tergelincir di Banjarmasin

Detik-detik Garuda Indonesia Tergelincir di Banjarmasin Kamis Sore

Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 532 rute Jakarta-Banjarmasin, dikabarkan mengalami pecah ban dan tergelincir pada Kamis (11/6) kemarin. 

Terkait hal ini, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, meluruskan bahwa yang terjadi sebenarnya adalah pesawat mengalami kempes ban sesaat setelah mendarat dengan normal.

"Perlu kiranya kami sampaikan bahwa peristiwa yang terjadi adalah pesawat mengalami kempes ban sesaat setelah mendarat dengan normal pada cuaca hujan di Bandara Internasional Syamsudinnoor Banjarmasin pada pukul 15.07 waktu setempat," tulis Irfan dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (12/6/2020).

Irfan juga menyampaikan bahwa seluruh penumpang pada penerbangan GA 532 tersebut mendarat dengan selamat dan dalam kondisi baik.

Dilakukan Pemeriksaan

Garuda soal Kabar Pesawat Tergelincir di Banjarmasin: Pesawat ...

Adapun posisi pesawat saat ini telah berada di apron untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Garuda Indonesia bersama pihak terkait sedang melakukan investigasi dan evaluasi lebih lanjut mengenai penyebab kejadian tersebut," beber Irfan.

"Garuda Indonesia, Irfan menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," sambung dia.

Sabtu, 20 Juni 2020

Pesawat Jet Buatan Honda Ini Dipakai Keliling 26 Negara

Honda Catat Rekor Penjualan Jet Terlaris 2017, Ini Kelebihannya ...

Pesawat jet Honda mendarat di Indonesia untuk pertama kalinya, sebagai bagian dari perjalanan ke-26 negara di dunia yang dilakukan oleh konsumen pesawat dengan merek HondaJet tersebut.

Pesawat terbang yang diproduksi oleh Honda tersebut, mendarat di Bandara Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada 25 September 2017. Konsumen HondaJet yang melakukan perjalanan keliling dunia itu adalah Julian dan Kim MacQueen yang akan menghabiskan waktu perjalanan selama 80 hari.

Tur dunia HondaJet dimulai pada 4 Agustus 2017 di Pensacola International Airport, Florida, Amerika Serikat dan berakhir pada pertengahan Oktober mendatang. Keterangan lebih lanjut dan jadwal lengkap tur ini dapat dilihat di www.HondaJet.com.

HondaJet dikembangkan Honda Aircraft Company sebagai sebuah pesawat jet tercepat, dengan kemampuan terbang tertinggi, kabin tersenyap dan efisiensi bahan bakar terbaik di kelasnya. Jet kecil ini menggabungkan banyak inovasi teknologi dalam desain penerbangan, termasuk konfigurasi unik Over-The-Wing Engine Mount (OTWEM) yang secara dramatis meningkatkan kinerja dan efisiensi bahan bakar dengan mengurangi hambatan aerodinamis.

Desain OTWEM juga mengurangi suara dalam kabin, meminimalkan kebisingan yang dideteksi dari daratan, dan memungkinkan kabin paling lapang di kelasnya, kapasitas bagasi terbesar dan kamar mandi yang sangat baik. HondaJet dilengkapi dengan dek penerbangan kaca yang paling canggih yang tersedia dalam jet bisnis ringan, Garmin® G3000 buatan Honda. HondaJet adalah pesawat komersial pertama Honda dan sesuai dengan reputasi perusahaan untuk kinerja, efisiensi, kualitas dan nilai yang superior.

Honda Aircraft Company adalah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh American HondaMotor Co., Inc. Didirikan pada 2006, Honda Aircraft bertanggung jawab atas desain, manufaktur, penjualan, servis dan dukungan dari HondaJet.

Spesifikasi Elang Hitam, Drone Militer Pertama Buatan Indonesia

Spesifikasi Elang Hitam, Drone Militer Pertama Buatan Indonesia

Drone Elang Hitam buatan Indonesia bisa terbang tanpa henti selama 30 jam dan akan dipersenjatai oleh rudal.

Suara.com - Purwarupa drone militer pertama buatan Indonesia, Elang Hitam, diperkenalkan di Bandung, Jawa Barat oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Senin (30/12/2019).

Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]
Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]

Elang Hitam adalah drone atau pesawat udara nirawak (PUNA) tipe medium altitude long endurance (MALE) yang mampu terbang tanpa henti selama lebih dari 24 jam.

Pesawat ini dikembangkan oleh Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak yang beranggotakan BPPT, Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara sebagai pengguna, Institut Teknologi Bandung sebagai mitra perguruan tinggi, PTDI sebagai mitra industri pembuatan pesawat, PT LEN Persero yang mengembangkan sistem kendali dan muatan, serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

"Pesawat Tanpa Awak MALE Elang Hitam ini hasil rancang bangun, rekayasa dan produksi anak bangsa," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di hanggar PTDI.

Nama Elang Hitam pada drone atau PUNA MALE ini diberikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro.

Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]
Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]

Hammam Riza menjelaskan bahwa pengembangan PUNA MALE untuk mendukung kemandirian alat utama sistem pertahanan negeri serta mendukung kegiatan intelijen, pengawasan, pengintaian dan penargetan.

"PUNA MALE Elang Hitam ini rencananya akan dipersenjatai rudal dan mampu terbang dengan ketinggian jelajah hingga 23.000 kaki," katanya.

Ia mengemukakan bahwa drone Elang Hitam juga dapat digunakan untuk melakukan pengawasan dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik di wilayah darat maupun laut melalui pantauan udara.

Pemantauan ini dilakukan dalam mengantisipasi ancaman yang terjadi di daerah perbatasan, serta kasus lain seperti terorisme, penyelundupan, pembajakan, hingga pencurian sumber daya alam di antaranya pembalakan liar dan pencurian ikan.

"Kebutuhan pengawasan dari udara yang efisien dan kemampuan muatan yang lebih besar dan jangkauan radius terbang yang jauh secara continue menjadi kebutuhan yang harus diantisipasi," katanya.

Hammam berharap kehadiran Elang Hitam akan dapat menjawab tantangan terkait pengawasan kedaulatan NKRI dan mendorong Indonesia menjadi negara yang maju, mandiri dan berdaya saing.

"Diharapkan dengan kemandirian ini maka PUNA MALE buatan Indonesia dapat mengisi kebutuhan skadron TNI AU untuk dapat mengawasi wilayah NKRI melalui udara," katanya.

Elang Hitam memiliki spesifikasi di antaranya daya jelajah dan komunikasi hingga 250 km, durasi terbang terus menerus hingga 30 jam, dimensi panjang pesawat 8,3 m dan bentang sayap 16 m.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan inisiasi pelaksanaan riset dalam program konsorsium PUNA MALE diawali oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2015 dan 2016.

Ia menjelaskan program konsorsium pesawat udara nirawak PUNA MALE merupakan proyek strategis nasional sebagaimana yang disinergikan oleh perusahaan BUMN klaster industri pertahanan untuk peningkatan kemandirian industri pertahanan dan keamanan.

"PUNA MALE ini dapat dioptimalkan fungsinya untuk kebutuhan surveillance dan target acquisition yang dapat dipersenjatai dengan kemampuan short take off landing, maksimum endurance yaitu sampai 30 jam targetnya," kata Elfien.

Dia mengatakan PUNA MALE ini mampu mengakomodasi misi kombatan sekitar 300 kg untuk kapasitas muatannya.

Proses perancangan dimulai dengan kegiatan preliminary design, basic design dengan pembuatan dua kali model terowongan angin dan hasil ujinya di tahun 2016 dan 2018.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pembuatan engineering document dan drawing tahun 2017 melalui anggaran dari Balitbang Kemhan dan BPPT.

Kemudian pada tahun yang sama diadakan perjanjian bersama dengan adanya Konsorsium Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) MALE. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sendiri baru bergabung sebagai anggota konsorsium pada 2019.

Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]
Drone atau Pesawat Udara Nir-Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia (Persero), Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). [Antara/M Agung Rajasa]

Pada 2019, tahap manufacturing PUNA MALE dimulai. Tahapan awal dari proses design structure, perhitungan Finite Element Method, pembuatan gambar 3D serta detail drawing 2D yang dikerjakan oleh engineer BPPT dan disupervisi oleh PT Dirgantara Indonesia.

Kemudian, dilanjutkan dengan pembuatan tooling, molding, cetakan dan fabrikasi dengan proses pre-preg dengan autoclave.Pada 2019, juga dilakukan pengadaan Flight Control System (FCS) yang diproduksi di Spanyol. FCS ini akan diintegrasikan di awal 2020 pada prototype PUNA MALE pertama (PM1) buatan insiyur BPPT dan PT Dirgantara Indonesia yang telah mendapatkan pelatihan untuk mengintegrasikan dan mengoperasikan sistem kendali tersebut pada prototipe yang dibuat di PT Dirgantara Indonesia.

Pesawat Buatan Indonesia yang Dilirik Banyak Negara

10 Pesawat Buatan Indonesia yang Dilirik Banyak Negara

Indonesia patut bangga, sebab memiliki industri pesawat terbang yang menjadi satu-satunya di kawasan Asia Tenggara. PT Dirgantara Indonesia namanya, sering pula disebut PT DI.

Perusahaan milik pemerintah RI ini, didirikan sejak 1976 dengan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur. Tak hanya pesawat, perusahaan ini juga memproduksi helikopter dan senjata. Yang membanggakan, PT DI menjadi sub-kontraktor bagi industri pesawat terbang besar dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic dan Fokker.

Kerjasama inilah yang membuat Indonesia berkesempatan membuat berbagai jenis pesawat. Meski belum seluruh bagian digarap langsung oleh anak bangsa, pesawat buatan PT DI telah digunakan di berbagai belahan dunia. Mulai dari untuk kebutuhan komersil seperti angkutan penumpang, hingga urusan pertahanan negara seperti helikopter perang.

Berikut adalah 10 pesawat buatan Indonesia, yang dilirik banyak negara di dunia. Daftar ini dikutip dari dw.com.

1. CN295

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat CN © Jitunews.com

Pesawat multiguna CN295 tidak diproduksi secara utuh di Indonesia. Pada 2011 PTDI membuat kontrak lisensi dengan Airbus Defense untuk memproduksi bagian buritan, termasuk sayap belakang. Selain itu PTDI juga mendapat lisensi untuk merakit CN295 di pabriknya di Bandung. Saat ini sembilan unit CN295 digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat angkut.

2. CN235-220 MPA

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat CN235-220 MPA. © indonesian-aerospace.com

CN235-220 adalah varian terbaru burung besi yang sepenuhnya diproduksi di dalam negeri. Pesawat multiguna bermesin ganda ini paling banyak digunakan oleh militer Turki yang memiliki 59 unit. Hingga kini CN235-220 masih menjadi primadona unggulan PTDI.

3. CN235 Komando Udara

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Keterangan Gambar (© dw.com

Salah satu unit CN235 milik TNI saat ini digunakan sebagai pusat komando udara dan dilengkapi dengan sistem pendeteksi radar. Pesawat ini sempat digunakan untuk mencari bangkai pesawat Air Asia QZ8501 di langit Karimun Jawa pada 2014 silam. TNI juga menerjunkan CN235 untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.

4. H215 Super Puma

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Helikopter H215 Super Puma. © indonesian-aerospace.com

Enam tahun setelah berdiri pada 1976, PTDI yang dulu bernama IPTN sudah mulai memproduksi helikopter multiguna Super Puma. Hingga kini H215 digemari karena desainnya yang fleksibel dan optimal untuk mengemban misi kemanusiaan.

5. NC212

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat NC212. © tribunnews.com

Dikembangkan sejak 1971, NC212 adalah pesawat penumpang untuk keperluan sipil. Sejak 2008 silam Airbus memindahkan produksi NC212 sepenuhnya ke Indonesia. Baru-baru ini PTDI meluncurkan versi teranyar NC212-400 yang didesain oleh Airbus di Spanyol. PTDI hingga kini telah memproduksi 105 unit NC212 yang banyak dijual ke negara jiran di Asia Tenggara.

6. EC725 Super Cougar

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat EC725. © defenseindustrydaily.com

EC725 alias H225M merupakan helikopter multiguna bermesin ganda untuk keperluan militer yang diproduksi secara berbarengan oleh Airbus dan PTDI. Kebanyakan EC725 digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini TNI memesan lima unit EC725 dari PTDI.

7. CASA CN-235

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat CASA CN235 © ferdfound.wordpress.com

CN235 awalnya dikembangkan sebagai pesawat patroli kelautan oleh CASA asal Spanyol dan IPTN yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Lantaran sifatnya yang praktis dan tahan banting, CN235 masih digunakan hingga kini. Belum lama ini pemerintah Perancis membeli lusinan CN235 setelah pengembangan pesawat angkut militer Airbus A400M mengalami keterlambatan.

8. BELL 412EP

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Helikopter BELL 412EP. © airplane-pictures.net

Helikopter yang diproduksi atas lisensi dari Bell Helikopter asal Amerika Serikat ini adalah salah satu produk unggulan PTDI. Tahun 2013 silam TNI menerima enam unit BELL 412EP. Sejak mendapat lisensi PTDI telah memproduksi 63 unit BELL 412EP, sebanyak 30 unit diantaranya dipesan oleh TNI dan Polri.

9. N219

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Pesawat N219. © jakartagreater.com

Pesawat mini N219 didesain dan dikembangkan sepenuhnya oleh PTDI sebagai moda transportasi untuk kawasan pedalaman yang terpencil dan sulit dijangkau. PTDI mengklaim telah mendapat sekitar 200 pesanan dari berbagai maskapai nasional dan pemerintah daerah. Saat ini N219 masih berada dalam tahap akhir pengembangan dan dijadwalkan menjalani uji penerbangan pertama pada pertengahan 2017.

10. AS565 MBe

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
Helikopter AS565MBe. © hiveminer.com

Capung besi bernama AS565 MBe ini diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia setelah mendapat lisensi dari Airbus Helicopter. Dilengkapi dengan mesin ganda, helikopter yang di Eropa bernama Panther ini juga digunakan oleh TNI dan Badan SAR Nasional. Panther sejatinya juga bisa digunakan dalam misi medis, perang dan anti kapal selam. (rzn/hp, Sumber: PTDI, Kompas, Airbus, Bell)

Jumat, 19 Juni 2020

Melihat Gudang Pesawat Bekas di Jakarta yang Penuh dengan Rongsokan Berharga

Pesawat utuh dijual Rp 200 - Rp 250 juta, ada juga yang jadi besi tua dan dilepas secara kiloan.

Bagian-bagian dari bangkai pesawat yang ada [sumber gambar]
Seperti yang dilansir dari Finance.detik.com, pesawat tipe Boeing 737 classic bekas sebuah maskapai Tanah Air yang bangkrut, dijual dengan kisaran harga Rp 200 juta sampai Rp 250 juta per unit dalam kondisi utuh. Pendapatan lebih besar tentu saja bisa diraih jika dijual sebagai besi kiloan dalam kondisi terpotong-potong.

Badan dan komponen pesawat yang dijadikan sebagai ladang bisnis menguntungkan

Tak hanya di Jalan Pergudangan Marunda II, Cilincing, Jakarta Utara, rongsokan pesawat bekas juga bisa ditemui di pojok lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang, Banten. Tak sekedar dibiarkan teronggok begitu saja, bangkai pesawat bekas itu dipreteli onderdilnya dan kemudian dijual kepada konsumen yang membutuhkan.

Rongsokan pesawat yang menjadi sebuah bisnis [sumber gambar]
Bahkan, ada situs yang secara terang-terangan menjual bangkai pesawat dengan harga per kiloan. Di mana mereka menawarkan bangkai badan pesawat akan dipotong dengan ukuran 70 x 70 sentimeter, dan transaksi yang dilakukan berlokasi di Jakarta. “Timbang, bayar tunai,” demikian bunyi tulisan pada situs tersebut yang dikutip dari Merdeka.com.

Pesawat utuh dijual Rp 200 - Rp 250 juta, ada juga yang jadi besi tua dan dilepas secara kiloan

Apa jadinya jika sebuah pesawat utuh sudah tak lagi layak dinyatakan untuk terbang? Jawabannya cukup simpel, yakni segera dipensiunkan dan teronggok sebagai besi tua. Untuk soal ini, sebuah tempat di pergudangan yang berada di pinggir kota Jakarta menjadi ‘peristirahatan’ bagi transportasi udara tersebut.

Dilansir dari Megapolitan.kompas.com, beberapa bagian yang telah menjadi belahan-belahan tampak tertumpuk di Jalan Pergudangan Marunda II, Cilincing, Jakarta Utara. Sekilas, orang tak menyangka jika barang rongsokan yang berserakan tersebut merupakan bangkai dari pesawat yang tak lagi terpakai. Lantas, seperti apa bentuknya?

Disamarkan oleh kontainer sehingga tidak terlihat dengan jelas

Keberadaan tumpukan dari rongsokan pesawat tersebut, tak banyak diketahui lantaran tersamarkan oleh kontainer-kontainer yang berada di sekelilingnya.Namun jika diamati dengan seksama, barulah kita akan paham bahwa tempat tersebut tak ubahnya sebuah gudang bagi rongsokan dan komponen pesawat yang tak lagi terpakai.

Rongsokan pesawat bekas yang telah dipotong-potong [sumber gambar]

Di sana, tampak terlihat sebuah moncong pesawat yang tak lagi utuh di beberapa bagiannya. Menelisik lebih dalam, ada beberapa bagian yang berada dalam kondisi tidak utuh berupa belahan-belahan. Beberapa komponen seperti kabel dan besi yang selama ini tersembunyi, juga tampak mencuat setelah dilepas menjadi kepingan yang lebih kecil.

Tumpukan bagian-bagian pesawat yang teronggok tak terpakai

Tak hanya potongan badan pesawat, beberapa komponen pendukung seperti sayap, roda pendaratan, hingga kursi-kursi yang ada di dalamnya, juga ikut teronggok di sana. Saking banyaknya tumpukan yang dibiarkan berserakan, pemandangan ini tentu saja sangat menggugah mereka yang berprofesi sebagai pemulung.


Badan dan komponen pesawat yang dijadikan sebagai ladang bisnis menguntungkan

Tak hanya di Jalan Pergudangan Marunda II, Cilincing, Jakarta Utara, rongsokan pesawat bekas juga bisa ditemui di pojok lapangan terbang Pondok Cabe, Tangerang, Banten. Tak sekedar dibiarkan teronggok begitu saja, bangkai pesawat bekas itu dipreteli onderdilnya dan kemudian dijual kepada konsumen yang membutuhkan.

Rongsokan pesawat yang menjadi sebuah bisnis [sumber gambar]

Bahkan, ada situs yang secara terang-terangan menjual bangkai pesawat dengan harga per kiloan. Di mana mereka menawarkan bangkai badan pesawat akan dipotong dengan ukuran 70 x 70 sentimeter, dan transaksi yang dilakukan berlokasi di Jakarta. “Timbang, bayar tunai,” demikian bunyi tulisan pada situs tersebut yang dikutip dari Merdeka.com.